Selamat Datang di Blog Sederhana Ini FERRY PENCARI RAHMAT Dari Sekedar Iseng, Mari Belajar Menghargai, Belajar Bersyukur, Belajar Menjadi Lebih Baik

Saturday, September 6, 2014

Kemerdekaan dan Transisi Kepemimpinan Nasional

Foto: net
"Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan Nasional Hasil Pemilu 2014 Demi Kelanjutan Pembangunan Menuju Indonesia Yang Makin Maju dan Sejahtera,". Itulah tema Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Proklamasi Kemerdekaan RI tahun ini.

Bagi seluruh rakyat Indonesia, makna kemerdekaan tentu begitu sakral sebagai sebuah tonggak dan catatan sejarah perjalanan bangsa. Begitu luhur untuk dijunjung tinggi, dan begitu mulia untuk diakui, karena pada dasarnya kemerdekaan sebuah bangsa itu memiliki tujuan yang suci, dimana di dalamnya kental dengan nilai-nilai perjuangan, pengorbanan, serta semangat untuk meraih masa depan yang lebih baik.



Dan mengaitkan peringatan hari kemerdekaan dengan suksesi kepemimpinan nasional yang sedang terjadi saat ini, tentu juga memiliki makna tersendiri. Seperti diketahui, pasca Pemilu Legislatif 9 April 2014 dan Pilpres 9 Juli 2014, Indonesia saat ini sedang mengalami masa transisi kepemimpinan nasional yang terjadi di dua lembaga sekaligus. Pertama, transisi anggota DPR periode 2009-2014 ke DPR periode 2014-2019. Lalu kedua, transisi kekuasaan dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masa bhakti 2009-2014 ke presiden terpilih Joko Widodo yang direncanakan akan diambil sumpahnya pada 20 Oktober 2014, sekaligus menandai awal dari pemerintahan untuk periode lima tahun berikutnya, 2014- 2019.

Masa transisi kepemimpinan nasional, harus dilandasi dengan komitmen bernegara yang sungguh-sungguh sesuai cita-cita kemerdekaan RI, serta sesuai dengan aturan perundang-undangan dan etika politik yang baik dalam koridor Indonesia yang berdemokrasi. Karenanya, transisi kepemimpinan saat ini juga menjadi titik krusial dalam laju perkembangan pembangunan nasional, serta perjalanan bangsa dan negara ini ke depan.

Layak diapresiasi, Presiden SBY sebagaimana Pidato Kenegaraannya 15 Agustus 2014, menyatakan kesediaannya untuk membantu presiden terpilih sebagai wujud rasa tanggung jawabnya, baik selaku mantan presiden maupun sebagai warga negara yang baik. Demikian pula gagasannya untuk mengadakan komunikasi dengan presiden terpilih Joko Widodo dalam rangka membahas transisi kekuasaan, dinilai cukup positif untuk membangun tradisi baru dalam politik Indonesia. Mengingat masa sebelumnya, tidak pernah terjadi pertemuan antara presiden yang berkuasa dan calon penggantinya dalam konteks persiapan peralihan kekuasaan.

Pertemuan antar pemimpin semacam ini sangat penting untuk mendinginkan suasana, sekaligus menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk bertukar pikiran tentang apa yang harus dilakukan untuk mempercepat pembangunan bangsa dan negara. Tukar-menukar pengalaman dan gagasan antar pemimpin sangat penting sebagai bagian dari upaya mengidentifikasi persoalan serta tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan. Harus diakui sudah banyak yang dilakukan pemerintahan SBY, tetapi tak dapat dipungkiri pula masih banyak persoalan yang harus dipecahkan oleh pemerintahan berikutnya.

Setiap periode pemerintahan akan mencatatkan diri pada sejarah perjalanan bangsa. Tugas dari pemimpin berikutnya adalah meneruskan hal-hal positif bagi bangsa dan negara, sekaligus memperbaiki yang dianggap kurang optimal pada periode sebelumnya. Sehingga dengan begitu, perbaikan terus-menerus dalam pembangunan nasional dari satu periode pemerintahan ke pemerintahan berikutnya dapat terus ditingkatkan.

Karena kini sudah 69 tahun Indonesia merdeka. Sebuah perjalanan usia bangsa yang cukup panjang dan seharusnya telah matang dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang sebenar-benarnya. Kesadaran dan kesatuan pemikiran, perkataan serta perbuatan untuk memerdekaan bangsa Indonesia seutuhnya, yang maju, berdaulat, adil dan makmur, perlu selalu diimplementasikan. Seluruh generasi bangsa mulai dari pemimpin sampai rakyatnya, harus selalu bersatu padu memahami kondisi bangsa, dan segera berbenah dengan melakukan yang terbaik sesuai dengan tugas, fungsi dan kedudukan masing-masing.

Ketika kita berbicara kepentingan bangsa, marilah sejenak kita singkirkan kepentingan pribadi. Demikian pula sekat pembatas antar golongan maupun antar kepentingan politik hendaknya bisa dicairkan demi kepentingan bangsa yang lebih besar. Semua harus satu visi misi untuk bergerak bersama membangun dan memajukan bangsa. Dari Sabang sampai Merauke, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, dan juga dengan dukungan dari segenap elemen masyarakat dari beragam profesi, beragam suku, agama, ras dan golongan.

Dirgahayu Ke-69 Republik Indonesia, Selamat Bekerja Pemimpin Nasional yang baru. Semoga bangsa ini ke depan makin maju pembangunannya, sejahtera rakyatnya, berdaulat, bermartabat dan makin berdaya saing di kancah internasional.*** (Ferry)

No comments:

Post a Comment