Selamat Datang di Blog Sederhana Ini FERRY PENCARI RAHMAT Dari Sekedar Iseng, Mari Belajar Menghargai, Belajar Bersyukur, Belajar Menjadi Lebih Baik

Monday, August 8, 2011

Belajar Menjadi Pemimpin Sejati

Pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Menjadi seorang pemimpin, baik formal di pemerintahan, perusahaan atau lembaga agama, maupun pemimpin informal di masyarakat, kadang kala juga menjadi dambaan banyak orang. Namun dari sekian banyak yang ingin jadi pemimpin, hanya sedikit yang mendapat kesempatan. Dari sekian banyak buku, referensi, teori yang dipelajari dan kursus kepemimpinan yang ditempuh untuk bekal menjadi pemimpin, hanya sedikit yang berkesempatan mempraktikkannya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang berkesempatan menjadi pemimpin mengalami kegagalan dalam menjalankan kepemimpinannya.
Sebagian dari calon pemimpin hanya melihat dari sudut pandang yang sempit, yaitu posisi, kekuasaan, kewenangan, dan fasilitas yang bisa diraih seorang pemimpin, bukan dari segi tugas dan tanggungjawab. Padahal untuk menjadi pemimpin sejati diperlukan proses yang panjang yang harus dilalui dengan perjuangan, pengalaman, pembelajaran, ketekunan dan kerja keras dan harus ditempuh dengan cara-cara yang benar. Meskipun ada orang-orang tertentu yang dilahirkan dengan bakat sebagai pemimpin, kualitas pemimpin pun dibentuk melalui proses tumbuh dan berkembang, serta memerlukan waktu, upaya dan investasi, bukan instan.
          Pemimpin sejati diciptakan melalui suatu proses yang benar, sedangkan pemimpin semu dapat menghalalkan bermacam cara untuk mencapai posisi pemimpin. Untuk menjadi pemimpin sejati, seseorang harus memiliki jiwa melayani, sedangkan pemimpin semu hanya mementingkan ambisi pribadi untuk mendapatkan kekuasaan semata.  
Dari sebagian banyak fungsi, peran dan kualitas yang harus melekat dari seorang pemimpin, dapat dijelaskan secara singkat bahwa pemimpin adalah pengaruh. Pada lingkup yang lebih luas, pengaruh pemimpin ada pada ide, gagasan, pemikiran, sifat, visi, mental dan moral, serta karya-karya kemanusiaan yang secara tidak langsung mempengaruhi pengikutnya, bahkan dapat diteladani sampai pada lintas bangsa, etnis, golongan dan agama.
Pengaruh yang berkembang luas dari seorang pemimpin dapat dikatakan sebagai hasil keefekttifan kepemimpinannya. Pengaruh pemimpin sejati akan terus berkembang, tidak hanya setelah tidak menjadi pemimpin lagi, bahkan sampai setelah ia meninggal dunia. Sebaliknya, pengaruh pemimpin semu hanya berlaku semasa ia menjadi pemimpin. Pengaruhnya akan hilang bersamaan dengan hilangnya posisi sebagai pemimpin.

Berguru kepada Pemimpin Dunia  
           Banyak para pemimpin di belahan dunia, yang dapat dijadikan teladan pola kepemimpinannya. Meneladani mereka, juga dapat memiliki arti yang lebih luas dan bijaksana. Karena banyak pelajaran, ilmu dan pengalaman berharga yang dapat diambil, tidak hanya dari para pemimpin dunia yang sukses menjadi pemimpin, tetapi termasuk dari para pemimpin dunia yang gagal atau bahkan yang harus berakhir tragis dalam mengakhiri masa kepemimpinannya, dimana dari mereka dapat dipetik hikmah, sekaligus dikaji berbagai kelemahan dan kekurangannya.
1.  Jimmy Calter dan Pengaruhnya
Mantan presiden Amerika Serikat Jimmy Calter adalah sebuah contoh bagaimana orang meragukan kemampuannya memimpin, ketika ia diangkat menjadi presiden. Namun setelah tidak lagi menjadi presiden, ternyata pengaruhnya secara pribadi terus berkembang. Dalam berbagai misi kemanusiaan, Amerika Serikat masih menggunakan pengaruh Calter. Ia memiliki integritas tinggi dan dedikasinya untuk melayani orang melalui berbagai organisasi, membuat orang terkesan kepadanya, sehingga pengaruh kepemimpinannya masih terus dirasakan.
2.   Nelson Mandela Pembawa Perdamaian
Pemimpin dari Afrika Selatan ini, adalah salah satu pemimpin dunia yang pengaruhnya masih belum pudar, meskipun ia pernah dipenjara oleh penguasa selama 27 tahun. Setelah tidak lagi menjadi presiden, ia aktif berkampanye dalam penaggulangan HIV/AIDS dan menjadi contoh banyak negara tentang upaya rekonsiliasi dan perdamaian yang dilakukan di Afrika Selatan untuk menghindari pertumpahan darah. Mandela juga mendapat Nobel Perdamaian. Ia adalah simbol orang yang tertindas yang justru melakukan upaya perdamaian, setelah ia berkuasa. Pengaruh Mandela karena visi dan misi perdamaiannya meluas ke seluruh dunia sebagai suatu contoh untuk diteladani oleh bangsa-bangsa lain.
3.   Carly Fiorina, Pemimpin Bisnis Milyaran Dolar AS
Carly Fiorina adalah seorang tokoh wanita pebisnis sukses asal Amerika Serikat, yang diawalinya dengan perjuangan dan kerja keras. Ia menduduki jabatan pemimpin perusahaan gabungan Hewlett-Packard (HP) dan Compaq, yang bernilai millyaran dolar AS. Dalam pekerjaannya sebelumnya, Carly sempat berpindah-pindah, pernah menjadi resepsionis dan guru, sampai akhirnya menekuni koorporasi Amerika dan berhasil menjadi seorang pemimpin perusahaan pembuat peralatan teknologi informasi, yang mengagumkan dan layak diteladani.
4.   Raja Bhumibol Aduljadey, pemimpin pemersatu 
Thailand adalah salah satu negara di Asia yang masih mempertahankan Raja sebagai simbol pemersatu bangsa. Dalam tugasnya, Raja Bhumibol di Thailand memiliki sumpah jabatan “bertahta dengan semangat keberanian dan bekerja untuk memberi manfaat dan kebahagiaan yang siam”. Karena raja tidak menyimpang dari sumpah jabatan, hasilnya berupa kecintaan, kekaguman dan kepercayaan rakyat Thailand kepada Raja. Sebagai Raja, tindakan Bhumibol dipengaruhi oleh dharma raja, memerintah dengan tulus, bermoral tinggi, liberal, disiplin, menahan diri, menghindari kekerasan, siap menderita dan tidak gegabah. Raja Bhumibol dikenal sering turun ke bawah, mengunjungi berbagai wilayahnya, melakukan kontak personal terarah, sekalipun harus menanggalkan posisi terhormatnya sebagai raja, untuk mempelajari dan memikirkan masalah rakyat. Raja Bhumibhol adalah personifikasi dari elemen-elemen positif dengan integritas tinggi. Bagi rakyat Thailand, ia pemersatu bagi berbagai etnis, agama dan budaya, sekaligus pemimpin bagi kemajuan negaranya.
5.  Ir. Soekarno, pemimpin kharismatik
Di Indonesia sendiri, ada Ir. Soekarno atau Bung Karno, Presiden Pertama dan Proklamator Kemerdekaan RI, seorang pemimpin kharismatik yang juga dikenal oleh dunia. Terlepas dari adanya penilaian negatif terhadap kepemimpinannya, ia tetap legenda seorang pemimpin yang layak diteladani sisi positifnya. Jika membaca buku “Dibawah Bendera Revolusi” kita dapat mengenal pikiran-pikiran Bung Karno sebagai proklamator dan Bapak Bangsa. Bung Karno juga seorang penulis handal, dan seorang orator ulung yang belum ada tandingannya sehingga dijuluki Singa Podium. Semangat juang dan kegigihan, serta kemahirannya berdiplomasi dan berkomunikasi merupakan kelebihannya sebagai pemimpin bangsa, sekaligus warisan seorang pemimpin yang pengaruhnya masih terpancar hingga saat ini.   
            Kelima contoh pemimpin diatas, adalah sebagian dari cermin pemimpin dunia yang dapat diteladani sisi positif kepemimpinannya. Masih banyak lagi pemimpin dunia lainnya  yang layak dijadikan teladan, seperti Ibu Teresa dari India, yang atas jiwa kepemimpinannya mendapatkan Nobel Kemanusiaan dan Nobel Perdamaian, Mahatma Gandi sang pejuang India, Martin Luther King Jr. seorang pejuang kulit hitam peraih Nobel Perdamaian, dan lain-lain. Namun disamping para pemimpin tersebut, sebuah pelajaran berharga juga dapat diambil dari beberapa pemimpin dunia yang gagal mempertahankan kepemimpinannya karena beberapa faktor, diantaranya atas kekejamannya, kediktatoran, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan berbagai penyimpangan lainnya.
            Sebagian pemimpin yang harus mempertanggung-jawabkan kepemimpinannya di hadapan pengadilan atau berakhir tragis, antara lain :
-         Pemimpin Afganistan, Najibullah didakwa terlibat pembunuhan 80 ribuan rakyat Afganistan, sehingga akhirnya dihukum gantung oleh milisi Taliban;
-         Pemimpin  Rumania, Nicolai Ceaucescu didakwa korupsi dan memenjarakan lawan politik tanpa proses pengadilan. Ia kemudian dieksekusi bersama istrinya Elena Ceaucescu.
-         Pemimpin Korea Selatan, yaitu 2 pemimpin : Chun Do Hwan yang didakwa bersalah karena korupsi dan memerintahkan pembantaian kelompok prodemokrasi, dan Roh Tae Woo didakwa melakukan korupsi dan kolusi. Namun keduanya mendapat amnesti.
-         Pemimpin Filipina, ada 2 pemimpin negara ini yang keduanya didakwa korupsi dan dihukum penjara, yaitu Ferdinand Marcos dan Joseph Estrada.
-         Pemimpin Yugoslavia, Slobodan Milosevic, didakwa bersalah membantai warga muslim bosnia, dan divonis hukuman penjara atas kejahatan perang.
-         Pemimpin Iran, Reza Pahlevi didakwa bersalah melakukan korupsi, namun ia berhasil melarikan diri dan meninggal di pengasingan.
-         Pemimpin Jerman, Adolf Hitler, yang juga pencetus dan pemimpin NAZI. Sebelum menjadi pemimpin, ia seorang seniman gagal dan miskin, yang kemudian masuk militer lalu melakukan kudeta. Hitler pemimpin diktator dan sangat kejam membunuh sekitar 6 juta orang Yahudi, serta disebut sebagai biang keladi Perang Dunia ke-II. Dibawah kepemimpinan Hitler, Jerman mengalami masa kejayaan, namun tidak berlangsung lama. Kekalahan Jerman pada Perang Dunia II membuat Hitler akhirnya bunuh diri.    
-         Pemimpin Uganda, Idi Amin. Ia berpendidikan hanya kelas 4 SD. Sebelum menjadi pemimpin, Idi Amin bekerja sebagai pembantu koki, mantan petinju dan kemudian menjadi tentara bayaran, lalu melakukan kudeta. Idi Amin memimpin Uganda secara diktator dan tangan besi. Kepemimpinannya ditumbangkan oleh tentara Tanzania dan para pelarian Uganda. Idi Amin meninggal karena gagal ginjal, setelah melarikan diri dan dalam pengasingan selama 24 tahun.

Intisari Kepemimpinan
Pemimpin tidak boleh kehilangan roh kepemimpinannya. Intisari kepemimpinan atau roh kepemimpinan sejati meliputi sejumlah faktor, yakni kepercayaan, tanggungjawab, kehormatan, akseptabilitas, visi pemimpin, kewibawaan, keteladanan, kebijaksanaan dan keimanan. Jika diumpamakan seperti manusia yang terdiri atas jiwa dan raga, posisi atau jabatan formal seorang pemimpin adalah raga, sedangkan roh kepemimpinan adalah jiwa. Posisi seorang pemimpin tidak akan memiliki makna tanpa roh kepemimpinan.  
          Menjadi seorang pemimpin harus diyakini sebagai sebuah kepercayaan dan amanah, baik dari Allah SWT, maupun dari suatu kelompok orang, organisasi, lembaga, pemerintah, bangsa dan negara. Kepercayaan itu dianugerahkan karena ia memiliki kelebihan dari orang lain dan kapabilitasnya sebagai pemimpin. Seorang pemimpin harus memiliki sejumlah kualitas tertentu yang menjadi ciri khas pemimpin yang baik, terutama integritas. Integritas berarti keterpaduan, kebulatan, keutuhan, jujur dan dapat dipercaya. Integritas juga mengandung kesetiaan terhadap nilai-nilai luhur, seperti kebenaran, keadilan, cinta tanah air dan terhadap sesama.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin dituntut dapat mempertanggungjawabkan semua misi dan mandat yang dipercayakan kepadanya. Tanggungjawab erat kaitannya dengan pengorbanan. Seorang pemimpin yang bertanggungjawab akan rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kesenangan pribadi untuk kepentingan umum atau orang-orang yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin harus mampu menjaga kehormatan. Karena kehormatanlah yang membedakan antara kualitas pemimpin dengan orang yang dipimpinnya. Kemudian seorang pemimpin juga harus didukung dengan akseptibilitas, bahwa ia harus memiliki persyaratan moralitas yang baik, kemampuan fisik, mental dan intelektual di atas rata-rata, agar dapat diterima (acceptable) oleh orang-orang yang dipimpinnya. Sedangkan terkait visi kepemimpinan, seorang pemimpin harus memiliki visi yang memberi arah dan pandangan jauh ke depan dan harapan-harapn untuk memotivasi orang-orang yang dipimpinnya. Visi pemimpin juga menentukan arah dan bobot kepemimpinan.
Kewibawaan pemimpin adalah totalitas perpaduan beberapa faktor. Kewibawaan pemimpin bukan hanya secara fisik melainkan kualitas mental, moril dan moral yang terpancar dari kepribadiannya, dan juga mencakup faktor kepercayaan, tanggungjawab, kehormatan, akseptabilitas, visi pemimpin. Pemimpin yang berwibawa adalah pemimpin yang memiliki pengaruh terhadap pengikutnya. Para pemimpin besar dan pemimpin bangsa yang dihormati memiliki wibawa dan pengaruh yang kuat terhadap rakyat dan bangsanya, bahkan setelah mereka meninggal dunia.
Keteladanan pemimpin adalah sikap yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan pemimpin tidak bisa direkayasa, karena erat kaitannya dengan kehormatan dan integritas seorang pemimpin. Pemimpin sejati akan melakukan hal-hal yang baik dengan wajar tanpa pamrih, sehingga sifat baiknya dirasakan orang lain dan dapat menjadi teladan.
Kebijaksanaan sebagai roh kepemimpinan memiliki makna yang luas dari sekedar kepandaian dan kecerdasan seorang pemimpin. Kaitannya, sangat erat dengan kearifan seorang pemimpin dalam merumuskan atau ketika mengambil keputusan yang adil dan bijaksana. Sedangkan keimanan seorang pemimpin, sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan secara fisik, pikiran dan akal budi, sehingga semua masalah pada akhirnya harus dikembalikan pada sebuah keyakinan bahwa Allah SWT-lah yang maha segalanya. Manusia berusaha, Tuhan YME yang menentukan. 

           Semua intisari kepemimpinan sebagai roh yang harus dimiliki seorang pemimpin sejati, ditopang oleh sejumlah sifat pemimpin yang baik dan tumbuh melalui proses. Pendidikan, pengalaman dan kesempatan, perlu diberikan kepada seseorang untuk menjadi pemimpin. Melalui proses, watak dan sifat yang baik, dapat dibentuk dan dibiasakan melekat pada para calon pemimpin. Karena pemimpin juga manusia, punya kelebihan dan kekurangan, ada sisi baik dan ada sisi buruk. Jangan beranggapan bahwa pemimpin itu harus orang sempurna. Namun sebagai pemimpin, memang ia harus menyadari bahwa kekurangannya harus dapat diatasi, dengan terus belajar dan belajar, sehingga roh kepemimpinannya tidak mudah pudar dan terus terpancar.***  (Ferry R dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment