Selamat Datang di Blog Sederhana Ini FERRY PENCARI RAHMAT Dari Sekedar Iseng, Mari Belajar Menghargai, Belajar Bersyukur, Belajar Menjadi Lebih Baik

Thursday, March 20, 2014

KISRUN-TOYIB : Tersesat !

Tersesat !

Kisrun tiba-tiba menghentikan laju motornya di sebuah perempatan jalan perkebunan di hadapannya.
ilustrasi: net

“Kenapa, Srun?” tanya Toyib yang membonceng dibelakangnya.
“Kita kayaknya salah jalan ini, Yib!” kata Kisrun. “Kayaknya dulu rumah sodaraku gak lewat sini”.
“Wah gimana kamu ini, kok bisa lupa jalan. Emang udah brapa kali ke tempat sodaramu?“ kata Toyib
“Baru sekali Yib, setahun lalu. Seingatku dulu lewat jalan kampung yang masih tanah, bukan berbatu semua kayak gini,” jawab Kisrun.
“Inget-inget lagi geh Srun! Kalau jalan berbatu, ya memang sekarang jalan-jalan kampung sampai jalan kebun sudah banyak yang batu onderlag,“ ujar Toyib.
“Iya, ya Yib, lupa aku!” Kisrun sejenak diam seperti mengingat-ingat. “Terus aja belok kanan kita Yib,” “Serius kamu Srun? Awas tersesat kita nanti!”
“Kita jalan aja dululah, sambil ku inget-inget,“ sahut Kisrun sambil menjalankan motor pelan-pelan.
“Ah, payah kamu Srun! Makanya kalau mau jalan itu inget-inget arah sama tujuannya. Jangan asal pergi!“ sungut Toyib.
“Tenang aja Yib, kalau gak ketemu rumah sodaraku, ya kita balik pulang aja. Gitu aja kok repot.. hehe“ tawa kecil Kisrun sambil coba menenangkan sahabatnya.
“Itulah masalahnya! Kamu ini kayak orang-orang yang suka gampangin masalah. Main potong kompas, gak jelas arah tujuannya terabas aja. Giliran mentok seperti merasa gak bersalah!“ Toyib masih kesal.
“Waduh maaf sih Yib. Ini diluar rencanaku,”
“Iya Srun, gak apa-apa. Tapi besok lagi kalau mau ngerjain sesuatu itu cobalah disiapin dulu dengan baik. Untung kita cuma tersesat di jalan kayak gini, kalau tersesat di jalan yang lain bisa tambah bahaya lagi!” “Maksudmu Yib?“
“Ya kayak kejadian sama orang-orang itu, Srun. Tadinya jalan pekerjaannya sudah bener, eh coba-coba pekerjaan lain malah banyak yang tersesat! Bahkan banyak yang seperti lupa jalan pulang!“
Lanjut Toyib “Udah baik-baik jadi petani sukses, jadi pengusaha, jadi cendekiawan, bahkan yang jadi ulama, kyai, giliran menempuh jalan lain, seperti jadi politisi, jadi birokrat, dan dapet jabatan, malah banyak yang lupa jalan lurusnya! Banyak yang jalannya jadi bengkok-bengkok! Itu namanya apa tidak tersesat!“
“iya juga,“ kata Kisrun.
“Makanya Srun, seperti kataku tadi kalau mau ngerjain sesuatu itu, harusnya kita bisa siapin dulu dengan baik. Jangan suka potong kompas cari keuntungan, tapi malah bisa merugikan diri kita sendiri atau orang lain. Prinsip hidup dan idealisme kebaikan perlu dijaga! Jika tadinya kita sudah jadi orang lebih baik dan benar, kenapa kita harus ikut-ikutan yang salah, apalagi sampai tersesat?!“
“Setuju, Yib!“ ujar Kisrun, sambil merogoh saku bajunya ambil hp-nya yang berbunyi.
“Nah, ini sodaraku telpon, Yib. Bentar ya,“
Kisrun menghentikan motornya. Berbincang sebentar di hp. Lalu katanya kepada Toyib. “Waduh, maaf lagi ya Yib, ternyata sodaraku gak di rumah, lagi pergi semua ke Jawa,“
“Wah kenapa gak dari tadi kamu telpon sodaramu! Bener-bener ngerjain aku kamu Sruuun!! Ayo kita pulang saja!“ teriak kesal Toyib.
“Maaf Yib, maaf, aku lupa. Lagian hpku gak ada pulsanya.. hehe“
Kisrun pun memutar motornya, kembali pulang sembari menebalkan telinga dengan gerutu Toyib tak habis-habis sepanjang perjalanan! ***
(ferry)

No comments:

Post a Comment