Selamat Datang di Blog Sederhana Ini FERRY PENCARI RAHMAT Dari Sekedar Iseng, Mari Belajar Menghargai, Belajar Bersyukur, Belajar Menjadi Lebih Baik

Tuesday, October 22, 2013

Kisah Inspiratif Para Pemulung

Kisah Pemulung Naik Haji 

        Jika dalam salah satu televisi swasta nasional kita dapat menonton sinetron kisah Tukang Bubur Naik Haji, lain lagi yang terjadi di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Ada sebuah kisah nyata, seorang pemulung yang naik haji.
        Ialah Karyati, seorang pemulung asal Desa Pondok Wuluh Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Meski secara logika pekerjaan yang dijalaninya merupakan pekerjaan rendahan, tetapi nenek yang berusia sekitar 69 tahun tersebut ternyata mampu mencapai cita-citanya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima naik haji ke tanah suci.
        Perjuangannya pun luar biasa, karena demi bisa mencapai keinginannya tersebut, Karyati telah bekerja sangat keras bahkan selama 20 tahun lamanya. Wanita paruh baya tersebut menyisihkan sebagian jerih payahnya sebagai pengais barang bekas plastik dan kertas.
        Janda renta yang mempunyai 4 (empat) orang anak ini berkeyakinan bahwa suatu saat nanti dirinya bakal bisa naik haji ke tanah suci layaknya orang-orang lain yang berduit. Atas keyakinan tersebut, dirinya selalu menyisihkan hasil dari memulung untuk ditabung dan sebagian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
       Menurut Karyati, cita-cita naik haji itu sudah lama terpendam sejak dulu, saat dirinya mengaku masih punya toko kelontong di desanya. Masa-masa sulit dilewatinya saat usaha kelontongnya bangkrut. Namun untuk menyambung hidup, Karyati kemudian menjadi seorang pemulung. Meski pekerjaannya terbilang rendah, tetapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk bisa meraih cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji.
       Sekitar tahun 2004, Karyati mulai mendaftarkan diri sebagai haji Kabupaten Probolinggo. Pada waktu itu, tabungannya dari hasil menjadi pemulung sudah mencapai sekitar Rp. 20 juta. Selain dari hasil memulung, uang tersebut didapat dari beberapa sukarelawan.
       Perjuangan Karyati pun tak sepenuhnya mulus. karena pernah suatu ketika pada tahun 2010, dirinya pernah ditipu oleh seseorang yang mencoba menawarkan jasa naik haji. Uangnya sebesar Rp.10 juta pun lenyap. Namun Karyati tidak putus asa.
       Selama mengejar impiannya, Karyati tidak mau kumpul atau tidur di rumah anak-anaknya. Bukannya tidak sayang kepada anak dan cucunya, namun nenek bercucu 12 orang ini tidak mau mengganggu atau menjadi beban hidup anak-anaknya. Dirinya lebih memilih tidur di bekas toko usang miliknya. Terkadang pula tidur di masjid desanya.
       Dengan tekad yang kuat, bermodalkan sebuah sepeda buntut, sehari-hari Karyati keliling dari kampung ke kampung mengumpulkan barang bekas. Dalam sehari, Karyati bisa mendapatkan upah memungut barang bekas rata-rata sebesar Rp. 10 ribu. Yang Rp. 5 ribu ditabung dan yang Rp. 5 ribu untuk makan.
       Bertahun-tahun berjuang, akhirnya tercapai juga cita-cita Karyati. Usaha yang dilakukan Karyati tidak sia-sia. Semua hasil jerih payah dan keikhlasan hatinya membawa Karyati berangkat haji di tahun 2013 ini. Karyati berangkat ke tanah suci melalui kloter 43 Embarkasi Juanda, Surabaya.
       Kisah Karyati yang menyentuh, perjuangan Karyati yang menginspirasi. Karyati yang member pembelajaran bagi kita semua. Bahwa sesungguhnya jangan memandang rendah orang lain apapun pekerjaan dan profesinya. Karena dengan niat, usaha dan doa yang sungguh-sungguh, akan mengantarkan seseorang pada sesuatu yang dicita-citakannya.
      Karyati boleh jadi menekuni pekerjaan yang dianggap rendahan dan penghasilan minim, tetapi ketekunan, tekad dan perjuangannya telah mengalahkan orang yang berprofesi dan berpenghasilan lebih baik sekalipun, yang masih banyak belum bisa menunaikan ibadah haji.
     “Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”.

Kisah lain: Kurban Sang Pemulung 

       Ini adalah kisah nyata tentang perjuangan dan pengorbanan pemulung yang juga luar biasa.
Menjelang Hari Raya Idul Adha tahun 2012 lalu, pengurus Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan tak kuasa menahan haru, meneteskan air mata menerima dua ekor hewan kurban berupa kambing dari pasangan suami istri yang berprofesi sebagai pemulung.
       Pengurus Masjid Al Ittihad, yang terletak di kawasan elit bahkan menceritakan, dua kambing qurban yang diserahkan pemulung itu justru yang paling besar di antara kambing-kambing kurban yang lain.
      
Cerita mengharukan dan penuh inspirasi ini datang dari pasangan suami istri Yati dan Maman, keduanya adalah pemulung yang untuk mewujudkan keinginannya berkurban pada hari raya Idul Adha, harus bekerja keras dan menabung dengan susah payah.
      Bertahun-tahun pasangan suami istri ini tinggal di gubuk triplek kecil di tempat sampah Tebet, Jakarta Selatan. Tak ada barang berharga di gubuk 3×4 meter tempat tinggal mereka. Sebuah televisi rongsokan berada di pojok ruangan, yang sudah bertahun-tahun TV itu tak menyala.
       Setiap hari Yati dan Maman mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri Jakarta. Yati bahkan pernah kena asam urat sampai tidak bisa jalan. Tapi tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis.
       Niatnya untuk berkurban berawal dari cerita mimpi Yati yang bisa berqurban. Menurutnya dia malu setiap tahun harus mengantre meminta daging, sehingga ingin sekali saja bisa berqurban.
       Saat menceritakan niatnya untuk berqurban, mereka mengaku bahkan sempat ditertawakan orang. Karena mungkin dianggap pemulung itu untuk biaya hidup sehari-hari saja kesulitan, apa mungkin bisa berkurban?
      Tapi Yati dan Maman tidak bergeming untuk tetap meneruskan niatnya. Lalu, untuk mewujudkan keinginannya, mereka pun bekerja keras dan menabung dari hasil memulung. Pendapatan mereka jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari. Tapi setelah berusaha dan menabung selama 3 (tiga) tahun, akhirnya mereka bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta.
      Dua kambing yang mereka beli disumbangkan ke Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan pada Hari Raya Idul Adha 1433 H/2012 lalu. Dan cerita sepasang pemulung berkurban inipun banyak membuat jemaah masjid megah itu terharu dan meneteskan air mata.
      Sampai akhirnya, kisah mereka juga membuat sejumlah donatur simpati hingga berinisiatif untuk mengumulkan dana dan memberangkatkan Yati dan suaminya Maman ke tanah suci Mekah pada musim haji 2013 ini menggunakan ONH plus.
      Itulah kisah nyata sepasang pemulung Yati-Maman. Di tengah kemiskinan yang mendera, dua pemulung itu berqurban dua ekor kambing, setelah dengan susah payah menabung selama 3 tahun.
      Lalu bagaimana dengan orang-orang yang memiliki kemampuan lebih baik, kenapa masih tak tergerak untuk berqurban??
      Semoga kisah ini menginspirasi.*** 
(ferry/info net) 

1 comment:

  1. Casinos in Las Vegas, NV - Dr. McD
    Casinos in 거제 출장샵 Las Vegas, NV. · MGM Grand Las Vegas · 경상북도 출장마사지 Tropicana Las 수원 출장마사지 Vegas · 화성 출장샵 Bellagio 서산 출장마사지 Las Vegas · Wynn Palace Las Vegas.

    ReplyDelete