Selamat Datang di Blog Sederhana Ini FERRY PENCARI RAHMAT Dari Sekedar Iseng, Mari Belajar Menghargai, Belajar Bersyukur, Belajar Menjadi Lebih Baik

Thursday, December 19, 2013

Menggagas Lagi Ikon Tulang Bawang

Menggagas Lagi Ikon Tulang Bawang

Tahun 2004, sebelum dilantik sebagai Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP dalam sebuah acara pernah melontarkan sebuah pertanyaan yang bernada inspiratif kepada masyarakat Lampung. Pertanyaannya kurang lebih seperti ini: “Apa yang dibanggakan orang Lampung saat ini?” Padahal, kata Kyai Oedin, banyak masyarakat lain di Indonesia punya kebanggaan masing-masing atas daerahnya.

“Nah, kalau kita di Lampung apa yang kita banggakan?” tegas Sjahroedin kala itu. Orang Palembang punya Jembatan Ampera sebagai kebanggaan, dan orang pun akan mudah mengingat Palembang. Lalu Jakarta dikenal dengan Tugu Monasnya, Surabaya dengan Jembatan Merahnya, Yokyakarta dengan Keratonnya, dan masih banyak daerah lain yang mudah dikenal karena memiliki maskot atau ikon kebanggaan masing-masing.

Itulah sepenggal cerita yang kemudian melahirkan gagasan Gubernur Sjahroedin ZP untuk membangun Menara Siger. Sebuah monument, yang pada tahap awal pembangunannya ada kontroversi, tapi saat ini boleh dikatakan Menara Siger telah dipatenkan sebagai sebuah maskot kebanggaan masyarakat Lampung, yang diharapkan menjadikan Lampung mudah dikenal karena identik dengan keberadaan Menara Siger-nya, (Sjacroedin ZP, Demimu Lampungku, Padamu Bhaktiku, Untuk Indonesiaku - 182).

Menara Siger sendiri, sebenarnya merupakan ikon pelengkap kebanggaan masyarakat Lampung. Karena disamping Menara Siger, ada beberapa ikon lain yang juga bisa menjadi kebanggaan masyarakat Lampung, seperti produk kain tenun khas Lampung yang disebut Tapis, kemudian Kopi Lampung, dan satu lagi yang juga terkenal adalah Lampung tempat populasi fauna langka Gajah Sumatera, hingga sering disebut Gajah Lampung.

Lantas, jika maskot dan ikon-ikon itu adalah milik dan kebanggaan masyarakat Lampung secara keseluruhan, bagaimana dengan maskot dan ikon yang dipunyai Kabupaten/Kota di Lampung? Salah satunya Kabupaten Tulang Bawang misalnya. Adakah saat ini maskot atau ikon daerah yang bisa dibanggakan oleh orang Tulang Bawang?

Menyeberang lautan, berkaca sedikit dengan daerah-daerah di Pulau Jawa, kita akan lebih mudah mengenal Kabupaten Sumedang karena kabupaten itu sangat terkenal sebagai penghasil tahu nikmat, Tahu Sumedang. Selain itu ada Kabupaten Garut, mereka bangga dengan ikon sebagai daerah produsen dodol, yaitu Dodol Garut. Lalu Kabupaten Indramayu dengan ikon daerah penghasil mangga Indramayu, kemudian Kota Sidoarjo yang terkenal dengan ikon daerah pengrajin alas kaki dan bahan dari kulit, serta masih banyak lagi daerah-daerah lainnya.

Menilik sejarahnya, pada masa lampau sebenarnya Kabupaten Tulang Bawang sudah banyak meretas ikon daerah yang bisa dibanggakan oleh masyarakatnya. Namun sangat disayangkan kemudian semuanya seperti tenggelam dimakan oleh waktu dan perkembangan. Sebut saja diantaranya seperti ikon sebagai penghasil udang terbesar, se-Indonesia bahkan se-Asia Tenggara, yaitu kala dahulu masih jaya sebuah perusahaan besar produsen udang di Tulang Bawang, yang kemudian karena konflik harus gulung tikar. Sehingga Ikon Tulang Bawang sebagai penghasil udang-pun lambat laun tenggelam.

Lalu ada lagi ikon lain, yaitu Tulang Bawang dikenal penghasil ikan air tawar serta beberapa produk olahan ikan asin, ikan asap hingga terasi Menggala. Namun hal inipun hingga saat ini terkesan tidak jelas. Diakibatkan karena mulai berkurangnya lahan perikanan tempat populasi ikan, serta tidak adanya pembinaan serius terhadap para pelaku usaha yang ada, semisal dalam mengemas atau mempromosikan produk yang baik dan berkualitas.

Sementara untuk maskot daerah berbentuk monument, beberapa tahun lalu ada keinginan dari kepala daerah sebelumnya untuk menjadikan Taman Budaya dan Miniatur Kerajaan Tulang Bawang yang dibangun di Cakat Menggala sebagai maskot Tulang Bawang. Namun seolah hanyalah sebuah ikon yang dipaksakan dan tanpa dukungan, saat ini bangunan tersebut seperti terbengkalai tanpa makna, serta mungkin tidak bisa menjadi ikon yang dapat dibanggakan.

Oleh karena itu, dengan kurang berhasilnya pembentukan ikon daerah di Kabupaten Tulang Bawang di masa lalu, hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Sinergi dan kebersamaan Pemerintah Daerah bersama segenap unsur masyarakat sangat diperlukan untuk bekerjasama dan saling dukung dalam membangun daerahnya.

Dalam hal hasil dan prestasi pembangunan, Tulang Bawang tidak kalah dengan daerah lain. Namun hal itu, bisa jadi akan kurang lengkap jika daerah ini tidak memiliki ikon daerah, yang menunjukkan jati diri dan kekhasan daerahnya, sehingga akan semakin mudah dikenal oleh dunia luar. Karena hasil dan prestasi pembangunan mungkin hanya akan dikenal sesaat, bahkan mudah dilupakan. Berbeda dengan ikon daerah yang akan mudah disebut dan bisa diingat oleh orang setiap saat, bahkan dari waktu ke waktu. Semisal, seperti Tahu Sumedang, Dodol Garut. Lalu Monas dimana? Di Jakarta. Menara Siger dimana? Di Lampung.

Dengan beragam potensi yang dimiliki, sesungguhnya banyak yang bisa dipilih sebagai ikon daerah Tulang Bawang. Gagasan-gagasan dan realisasi tentang ikon daerah dapat ditentukan mulai dari apa yang dominan, apa yang bisa dikembangkan dan apa yang dinilai menjadi ciri khas Tulang Bawang. Pilihannya bisa dari bidang-bidang pembangunan yang ada di Tulang Bawang, seperti dari pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, hingga seni budaya.

Sedangkan upaya selanjutnya adalah memberikan perhatian dan pembinaan serius untuk mempatenkan produk ikon daerah yang ditetapkan. Kemudian dilakukan upaya promosi dan publikasi sehingga akan mudah dan cepat dikenal masyarakat luas. Selain itu, hal penting yang juga perlu diperhatikan, diharapkan produk ikon atau maskot daerah tidak berbenturan dengan berbagai kepentingan, seperti sosial maupun politik, agar nantinya dapat tetap berkelanjutan.

Jika Tulang Bawang sudah memiliki ikon atau maskot yang bisa dibanggakan, maka seperti halnya daerah-daerah lainya di Indonesia, hanya dengan menyebut ikon atau maskotnya saja, orang sudah bisa menebak dari mana ikon atau maskot itu berada. Bahkan secara ekonomi, para ahli juga percaya bahwa salah satu representasi iklan bisnis yang paling efektif datang dalam bentuk ikon atau maskot. Sehingga sama pentingnya dengan logo, ikon atau maskot sebuah daerah, dapat sangat membantu memperkenalkan hal menarik apa yang dimiliki daerah itu. Meninggalkan kesan mudah diingat di benak orang yang berkunjung, dan memudahkan masyarakat luas untuk lebih mengenal daerah tersebut, sehingga hal ini juga dapat menjadi kran pembuka untuk mendukung peningkatan pembangunan dan kemajuan suatu daerah. *** (Ferry R)

No comments:

Post a Comment