Selamat Datang di Blog Sederhana Ini FERRY PENCARI RAHMAT Dari Sekedar Iseng, Mari Belajar Menghargai, Belajar Bersyukur, Belajar Menjadi Lebih Baik

Sunday, September 15, 2013

Kisrun-Toyib: Kebo.......

Kebo……
 
foto : /net
 “Bawa apa itu Yib?” tanya Kisrun, menyapa Toyib yang berjalan membawa sebuah bungkusan.
“Daging Srun, baru beli buat lebaran” sahut Toyib.
“Wah, gak perlu repot-repot Yib. Tahu aku mau ke rumahmu aja pake masak daging segala” seloroh Kisrun.
“hahaha.. ogah amat nyediain kamu. Maunya makan enak gratisan melulu.. hehehe” ledek Toyib. 
“Ini sudah semacam tradisi kami, Srun. Kalau lebaran biasanya selalu ada masakan daging. Jadi aku pun ikut latah beli daging, meski harganya mahal”
“Ya nggak apa-apa lah Yib. Lagian kan cuma setahun sekali. Ngomong-omong daging apa itu Yib?”
“Daging kebo Srun”
“Kenapa tidak beli daging sapi?”
“Keluargaku lebih suka makan daging kebo. Kebetulan ada yang jual jadi bisa beli”
“Ooo….” Kisrun manggut-manggut.
“Tapi hati-hati lho Yib, ada beberapa kebo yang tidak boleh disukai dan dipelihara?”
“Maksudmu Srun?”
“Ah masa tidak tahu. Apalagi setelah digembleng puasa Ramadhan menuju kesucian, dan merayakan Idul Fitri, kebo-kebo yang itu diharuskan untuk kita buang jauh-jauh”
Kebo apa sih Srun? Setahuku semua kebo itu boleh dipelihara, tidak dilarang?” Toyib penasaran ingin tahu apa yang dimaksud sahabatnya.
“Ini lain, kebo-kebo yang ini dapat merusak jika dipelihara, Yib. Kebo-dohan, Kebo-hongan, Kebo-brokan”
“hahaha… ah kamu Srun, plesetan rupanya”
“hehehe…” Kisrun tertawa puas mengerjai temannya, yang tadinya tampak serius ingin tahu.
“Tapi betul kan Yib, kalau selalu memelihara kebo-dohan, hidup kita tentu tidak akan maju-maju dan lebih baik. Lalu kalau suka memelihara kebo-hongan, hidup juga tidak akan pernah tenang. Was-was jika punya janji yang tidak ditepati, dan selalu takut orang akan tahu apa yang sebenarnya. Dan jika kebo-brokan dipelihara, ya tentu kita tinggal menunggu saja saat kehancuran akan tiba”
“Memang benar itu Srun” kata Toyib. “Dan seharusnya memang usai ditempa puasa dan memetik hikmah Ramadhan untuk mensucikan diri, jangan sampai kita kembali terjebak dalam kandang-kandang kebo itu”
“Iya Yib. Maka itulah kebo-kebo itu harus bisa kita upayakan untuk dibuang jauh-jauh, dan jangan sampai terus-terusan dipelihara”
“Setuju Srun. Apalagi kan ‘kumpul kebo’ itu juga dilarang… hehe…”
“hahaha… wah makin ngacau nih ngomongin soal kebo”
“Iya, asik ngobrol aku sampai lupa bawa daging. Aku pulang dulu ya Srun, daging kebo-nya udah ditunggu mau dimasak”
“Iya bo… eh Yib.. hehe”
“hahaha sialan lu…”
Toyib berlalu, sambil senyum-senyum meninggalkan Kisrun. *** 

(ferry)

No comments:

Post a Comment