Kebo……
“Daging
Srun, baru beli buat lebaran” sahut Toyib.
“Wah, gak
perlu repot-repot Yib. Tahu aku mau ke rumahmu aja pake masak daging segala”
seloroh Kisrun.
“hahaha.. ogah amat nyediain kamu. Maunya makan
enak gratisan melulu.. hehehe” ledek Toyib.
“Ini sudah
semacam tradisi kami, Srun. Kalau lebaran biasanya selalu ada masakan daging.
Jadi aku pun ikut latah beli daging, meski harganya mahal”
“Daging kebo Srun”
“Kenapa
tidak beli daging sapi?”
“Keluargaku
lebih suka makan daging kebo. Kebetulan
ada yang jual jadi bisa beli”
“Ooo….”
Kisrun manggut-manggut.
“Tapi
hati-hati lho Yib, ada beberapa kebo yang
tidak boleh disukai dan dipelihara?”
“Maksudmu
Srun?”
“Ah masa
tidak tahu. Apalagi setelah digembleng puasa Ramadhan menuju kesucian, dan
merayakan Idul Fitri, kebo-kebo yang
itu diharuskan untuk kita buang jauh-jauh”
“Kebo apa sih Srun? Setahuku semua kebo itu boleh dipelihara, tidak
dilarang?” Toyib penasaran ingin tahu apa yang dimaksud sahabatnya.
“Ini lain, kebo-kebo yang ini dapat merusak jika
dipelihara, Yib. Kebo-dohan, Kebo-hongan, Kebo-brokan”
“hahaha… ah
kamu Srun, plesetan rupanya”
“hehehe…”
Kisrun tertawa puas mengerjai temannya, yang tadinya tampak serius ingin tahu.
“Tapi betul
kan Yib, kalau selalu memelihara kebo-dohan,
hidup kita tentu tidak akan maju-maju dan lebih baik. Lalu kalau suka
memelihara kebo-hongan, hidup juga
tidak akan pernah tenang. Was-was
jika punya janji yang tidak ditepati, dan selalu takut orang akan tahu apa yang
sebenarnya. Dan jika kebo-brokan
dipelihara, ya tentu kita tinggal menunggu saja saat kehancuran akan tiba”
“Memang
benar itu Srun” kata Toyib. “Dan seharusnya memang usai ditempa puasa dan
memetik hikmah Ramadhan untuk mensucikan diri, jangan sampai kita kembali
terjebak dalam kandang-kandang kebo
itu”
“Iya Yib.
Maka itulah kebo-kebo itu harus bisa
kita upayakan untuk dibuang jauh-jauh, dan jangan sampai terus-terusan
dipelihara”
“Setuju
Srun. Apalagi kan ‘kumpul kebo’ itu
juga dilarang… hehe…”
“hahaha… wah
makin ngacau nih ngomongin soal kebo”
“Iya, asik
ngobrol aku sampai lupa bawa daging. Aku pulang dulu ya Srun, daging kebo-nya
udah ditunggu mau dimasak”
“Iya bo… eh Yib.. hehe”
“hahaha
sialan lu…”
Toyib
berlalu, sambil senyum-senyum meninggalkan Kisrun. ***
(ferry)
No comments:
Post a Comment