Selamat Datang di Blog Sederhana Ini FERRY PENCARI RAHMAT Dari Sekedar Iseng, Mari Belajar Menghargai, Belajar Bersyukur, Belajar Menjadi Lebih Baik

Monday, August 8, 2011

Kisrun-Toyib: DARI ‘UDIN’ SAMPAI TIMNAS


UDIN yang pertama namanya Awaluddin... Udin yang bikin ‘geger’ namanya Nazarudin… Udin..Udin..namamu norak tapi terkenal…
“Stop.. Stop..!! liriknya salah itu Srun!” teriak Toyib spontan disamping Kisrun.
“yib.. yib, orang mau kreatif dikit aja kok gak boleh” jawab Kisrun langsung berhenti menyayi. “Aku lagi belajar nyanyi, sapa tau bisa diunggah di you tobe, bisa terkenal kayak si Sualudin, Briptu Norman, dan Sinta-Jojo”.

“ha.ha.ha.. mimpi kamu. Nyanyi boleh Srun, tapi yang bener, jangan bawa-bawa ‘udin’ yang pake ‘nazar’, pusing aku dengernya. Di tv, di koran sampai di warung kopi diomongin, eh ketemu kamu nyanyi itu pula” timpal Toyip sambil geleng kepala.
“Nah kan, artinya aku gak salah nyanyi Yib, ‘udin’ yang bikin ‘geger’ itu Nazarudin”
“Jangan ikut-ikut latah Srun, kalo semua hanya bicara ‘udin’ yang itu, habis energi kita untuk membangun negeri mikir itu-itu saja”
“Maksudmu?” Kisrun mulai menunjukkan muka serius.
“menurutku begini” kata Toyib. “Perkara ‘udin’ yang itu, biarkan hukum dan aparatnya yang bekerja. Benar, salah harus dibuktikan dulu. Urusan politik biar urusan politikus. Elemen bangsa yang lain macam kita, mikir yang lain saja, mikir kebutuhan hidup, mikir bentar lagi puasa, lebaran, mikir pembangunan dan mikir hal positif lainnya”.
“Iya sih Yib. Tapi bagaimana tidak ramai, ‘udin’ yang satu ini bukan cuma bikin ‘geger’ tapi sudah mendunia. Katanya pernah ke Singapura, Vietnam, Kamboja, Thailand hingga Argentina. Lalu kalau begini, apa mungkin hukum bisa ditegakkan?”
“Optimislah Srun. Kalau kita sepakat negara kita negara hukum, kita harus percaya pada kekuatan hukum. Percaya pada kebenaran. Siapa yang salah pasti akan menuai akibatnya. Menyimpan bangkai pasti suatu saat akan tercium baunya”.
“hmmm… bahasamu bijak apa pasrah itu Yib?”
“bukan gitu Srun, bangsa kita ini rasanya ketika sesuatu menjadi booming, itu-itu saja yang dibicarakan, dikorek-korek, sehingga kadang masa depan terlupakan”.  
“Eh.. kemarin lihat sepakbola Indonesia vs Turmenistan nggak, Srun?” lanjut Toyib.
“Nonton. Timnas menang, kita lolos Fase Grup zona asia Piala Dunia 2014. Tapi kok jauh amat Yib, ngomong ‘udin’ belum selesai, dah lari ke bola?” Kisrun bingung.
“Justru itu, semangat kolektifitas pemain timnas patut dicontoh. Dengan spirit Garuda di dadaku mereka berjuang mati-matian meraih prestasi untuk bangsa. Dan yang lebih penting lagi, merekapun mampu membangkitkan semangat nasionalisme ribuan masyarakat yang jadi supporter. Ini luar biasa”.
“Betul juga Yib, andai saja seluruh elemen bangsa ini bisa punya semangat dan persatuan seperti kala timnas berlaga. Para pemain bak para pemimpin dan supporter adalah rakyat pendukungnya” Kisrun mulai bicara dengan analisanya.
“tepat Srun, itu maksudku” tegas Toyib.
“Wah kalau seperti itu, aku optimis masa depan Indonesia bakal lebih baik Yib, apalagi jika mereka yang bermain benar-benar para professional dan bisa dipercaya”
“Semoga saja bisa begitu, Srun. Maka itu, selain terus berupaya, mari kita seperti Aminudin. Itu, si ‘Udin’ yang rajin berdoa…. He..he…”
Kisrun “Ha.ha.ha… setuju Yib…” ***

No comments:

Post a Comment